Maknapuisi dapat ditujukan sebagai wujud rasa syukur dan cinta terhadap kekayaan alam yang diberikan oleh tuhan. Siang , sering mengingatkan aku kepada matahari. Pengertian mendung menurut kamu bahasa indonesia mendung adalah awan yang mengandung hujan biasanya berwarna hitam merata di langit, menandakan sebentar lagi akan turun hujan.
Yangmembawa sejuta asa. Aku ingin menjadi sejuta cahaya Yang bisa membiaskan keindahanmu Yang menjingga di langit sore Yang bersinar layaknya senja. Tentu saja tak bisa Aku hanyalah aku Yang hanya punya kenangan biasa Yang kebetulan ada kamu di dalamnya. 4. Puisi Tentang Senja "Senja yang Sepi" Di ujung senja Rintik hujan basahi Jalan
Kamudan Hujan Aku kira, senja tak akan menjadi indah karena aku tak melihatnya Aku kira, pelangipun tak akan berwarna karena aku tahu hanyalah tinta hitam legam dalam pandangan Dan aku mengira, dawai hujan akan selalu ternada Apakah kau tahu, apa itu hujan? Hujan inilah yang mengirimkanmu melewati nada rintiknya
SelamaMembaca dan Berliterasi. AWAN HITAM BERPELANGI Oleh : Halley Kawistoro hembusan angin mulai bergerak menyapa di sela-sela wajah membawa hawa dingin dan sejuk sesekali menusuk tubuh yang lemah. muncul gemuruh di atas langit burung berterbangan sesekali menepi dari kebingungan mata kita pun terpaku menunggu waktu
contoh gambar struktur organisasi kelas yang kreatif dari karton. Sebagian anak menyukai musim hujan. Mereka bersenang-senang di bawah bersama teman dengan sukacita. Kadang-kadang badan menggigil tak merupakan fenomena alam. Dengan adanya hujan tumbuh-tumbuhan akan hidup. Makanan tumbuhan memerlukan air untuk menjaga bawah ini merupakan puisi tentang hujan untuk anak SD. Tentunya puisi yang sangat sederhana dan mudah mulai turunDengan gerimis yang ringanLalu perlahan-lahanHujan deras datangBasah lah jalanBegitu pula dengan kebunHujan datang menyapaUntuk menumbuhkan tanaman2. Hujan oh HujanHujan oh hujanBetapa aku gembiraKetika engkau datangLalu turun dengan derasnyaAku senang bermainDi bawah guyuran air jernih muWalaupun dingin aku tak peduliYang penting bahagia dalam hati3. BermainAyolah kawan-kawanMari main bersamakuDiantara hujan yang mengguyurMari kita bersenang-senangHujan adalah anugerah TuhanUntuk memberi kita kehidupanAir yang jernih dan bersihSebagai rahmat Tuhan Yang Hujan TurunJika hujan turunHatiku pun gembiraDuduk aku di sudut rumahMenatap hujan yang menari-nariSuasana tampak indahHatiku pun terasa amat damaiUdara berubah bersihTumbuh-tumbuhan pun menjadi segar5. BungaKulihat bunga mekar berseriDi taman indah di depan rumahSaat hujan menari-nariBunga tampak gembiraHujan dan bungaBegitu serasiMenjadi pemandangan yang indahTak mungkin aku lupa6. GerimisSemenjak pagiHujan telah turunRintik-rintik tak berkesudahanWalau hari telah siangHujan adalah anugerahDari Tuhan Yang Maha kuasaTurunnya begitu indahMembuat kita terpesonaGerimis rintik tak pernah hentiBumi ini pun dibasahiNamun lihat lah para petaniTurun ke sawah gembira hati7. DerasAwan hitam bergulung gulungBumi pun tampak suramSuara petir menggelegarMembuat jantung berguncangDan dengan tiba-tibaHujan turun begitu derasnyaMembasahi apa yang adaHalaman rumah penuh airJalan-jalan pun tergenangBanyak kota terendam banjirBagaikan kolam untuk berenang8. Hujan di Pagi HariKubuka matakuFajar Pagi telah menyingsingWaktu pagi telah tibaTetapi kudengar alunan suaraHujan turun menimpa atapSuaranya merdu di telingaHatiku merasa gembiraSuara hujan mengusir senyapPerlahan-lahan aku buka jendelaIngin ku lihat di luar sanaHujan yang turun renyaiMenghadirkan rasa damai9. BerdoaJendela hujan datangTanda rahmat sedang dikucurkanItulah saat kita berdoaSaat-saat dikabulkanBila hujan turun derasMari lantunkan doa yang ikhlasMeminta kasih sayang dari-NyaAgar bahagia dunia akhirat10. PelangiBila hujan telah redaHanya rintik yang tersisaDan matahari mulai bercahayaMaka kulihat sesuatu yang indah di sanaTerpampang pelangiBagaikan selendang berwarna-warniMelengkung anggun di ufuk langitRasa kagum merasuk di hati11. Hujan di Sore HariSemenjak pagiBegitu terik cahaya matahariMembuat panas udara di bumiSedikit demi sedikitAwan datang bergunung-gunungBerwarna hitam tampak suramDialah awan yang membawa hujanKetika senja telah tibaHujan pun turun dengan derasnyaUdara panas berganti dinginUdara yang kering berganti basah12. Sore Yang IndahBetapa indahnya sore ituSaat hujan turun malu-maluBagai gerimis yang terus mengalirHujan turun begitu romantisDibawalah pelangi indahUntuk menemani kedatangannyaMata insan pun terkesimaBetapa sore itu sangat KuharapKuharap hujan segera turunMembahasa bumiku yang gersangMembasahi sawah dan ladangAgar petani merasa senangKemarau panjang belum berhentiPanas terik cahaya matahariKuharap Hujan tak lama lagiMembasahi bumi ku ini14. Alam Lihatlah di keluasan alamSaat awan turun kan hujanAirnya mengalir begitu derasDari gunung sungai hingga ke pantaiDengan air bumiku hidupMenyegarkan pepohonanMembersihkan udaraDan menumbuhkan Puisi hujanLangit tampak gelapMatahari bersembunyiHanya mendung yang menggantungDiantara bumi yang sunyiAir hujan pun turunBeserta petir yang menyambarTerdengar pula suara gunturMembuat jantungku berdebar16. Rintik-RintikHujan turun rintik-rintikDari balik jendela aku memandangHujan terus menari-nariHari belum juga terangDamai Hati memandangmuDamai Hati mendengar suaramuWalau udara terasa dinginNamun jiwaku terasa hangat17. Sajak HujanButir-butir airJatuh ke bumi yang mulai gersangMembasahi setiap sudutJalan, halaman, kebun, dan segalanyaAir mengalir menuju sungaiHingga jauh menuju pantaiSayang seribu kali sayangAir terhambat sampah yang berserakan18. MusimTelah datang musim hujanMenggantikan musim kemarauCahaya dari matahariAkan indah bersama pelangiPuisi SMPDi bawah ini merupakan kumpulan puisi untuk anak-anak SMP yang bertemakan TermenungApakah aku hanya termenungSaat memandang hujan turunMungkin karena membawa damaiMembuat sawah ladang begitu PermaiHujan adalah anugerah TuhanKepadanya kita bersyukurTanpa air hanya kematianDan bumi tak mungkin subur20. KukenangAkan ku kenang selaluSaat bermain di bawah hujanDengan Hati penuh kegembiraanBermain bersama dengan kawanAkan aku simpanKenangan indah di bawah hujan Sebuah kenangan yang tak terulangNamun indahnya tak terbilangPuisi Alam 21. Puisi desaHujan turun di DesakuDesa yang indah, permai dan ku cintaDengan gerimis maupun rintikHujan disambut dengan kebahagiaanPara petani lama menantiKapankah turun hujan yang membasahi?Di Desaku Yang kurinduHujan mengalir ke selokanMenggenangi sawah membasahi ladangMembawa desaku menjadi Permai22. Puisi ibuWahai ibukuEngkaulah pahlawankuYang menghargai diriku selaluBerjuang demi masa depankuBetapa besar jasa jasamuTak mungkin aku membalasnyaNamun doa pelantun selaluUntuk Ibu yang tercinta23. Puisi alamTentunya kita juga harus belajar membuat puisi alam. Indonesia adalah sebuah negeriYang alamnya indah berseriDi sinilah aku dilahirkanDisini pula aku dibesarkanSawah sawah terbentangBegitupula dengan ladangMemandangnya hati pun damaiMengunjunginya jiwa terasa tentram24. MatahariBerikut ini adalah puisi berjudul "matahari". Ketika matahari terbitItu adalah sebuah pertandaBahwa kita masih berkesempatanMeraih cita-cita dan masa depanJadilah seperti matahariYang selalu menerangiKeluhan orang dia tak peduliHanya menjalankan tugas dari robuna Izzati24. Puisi ibu yang singkatKau bagaikan sang suryaMenerangi Alam rayaMaka kau menerangi jiwaMengisi hatiku dengan bahagia25. Anak-anakAnak-anak adalah titipanDari Tuhan Yang Maha penyayangJangan pernah disia-siakanApalagi ditelantarkanAnak-anak adalah kedamaianBagi hati seorang insanBermain selalu dengan riangTak mengenal kesusahan26. Puisi tentang lingkungan Indonesia amatlah suburHutan luas membentangPantai indah begitu panjangGunung-gunung tinggi menjulangTapi semuanya hilangDirusak oleh tangan-tangan insanRusak oleh keserakahanKetamakan manusia tak berkesudahan27. TentaraLihatlah para tentaraBerseragam loreng berbaris gagahDengan memanggul sebuah senjataSiap membela negeri tercintaTerima kasih wahai tentaraNegeri ini selalu kau jagaHingga kami tentram sejahteraHidup tenang dalam PegununganDiantara hamparan negerikuTumbuh gunung yang menjulangPuncaknya menyentuh awanBadan yang kokoh dari bebatuanKaki kecil yang mendakiPasti akan merasa letihMenapaki jalan setapakBerliku-liku hingga ke puncakTapi lihatlah betapa indahPemandangan di atas sanaDiantara udara yang dinginTumbuh bunga aneka rupa29. Guruku PahlawankuGuruku pahlawankuYang telah mengajarikuMembimbing dengan sabarTanpamu aku tak mengertiBagaimana berhitung dan membacaTerima kasih wahai gurukuEngkau adalah pahlawanku
- Hujan menjadi momen yang tepat untuk mencurahkan isi hati melalui kata-kata lewat puisi. Biasanya, puisi tentang hujan berisi ungkapan rindu kepada orang-orang yang disayang. Puisi hujan juga bisa berupa wujud kebahagiaan mengenang momen-momen indah bersama. Itulah mengapa, puisi hujan ada yang sedih dan ada pula yang romantis, sesuai dengan suasana hati INDOZONE, berikut kumpulan puisi tentang hujan singkat 3 dan 4 bait yang sedih dan romantis, bisa untuk materi pelajaran anak SD! Puisi Hujan SingkatPuisi hujan singkat pexels/huy-phan-316220Tak perlu panjang lebar, puisi hujan singkat punya makna mendalam yang mampu menyadarkan kita tentang kehidupan dan hubungan percintaan. 1. Pelangi Sehabis HujanOleh Rahmatullah GhifatihHidup bagai pelangiAkan indah saat telah melewati pekatnya hujanNikmati saja awan gulita dengan hujannyaKarena sebentar lagi pelangi akan datang2. Terjebak HujanOleh NienaApakah kamu pernah terjebak hujan?Yang tak tahu arah untuk berteduhApakah kamu pernah terjebak kerinduan?Yang tak tahu kepada siapa jika mengeluhSekali-kali cobalah dengan sengajaTerjebak hujanAgar kamu mengertiTerjebak itu bukan hal yang menyenangkanMeski bagimu itu adalah bagian dari permainanSetahuku rindu bukan jebakanTetapi karenamu yang memberi harapanMembuatku terjebak bersama hujan3. Gerimis ManisOleh Iis SumiatiNabastala bermuram durjaMenyembunyikan sang mentari di balik punggungnyaJauh, tak terlihat sedikit punMenyisakan awan yang kian berarakKelabu mengepung segala penjuruMenyergap menyeruak penuh semarakBerkumpul di satu titik temuMerangkai pertunjukkan menyejukkan buanaJalinan gerimisDi hari kamisTampak mirisNamun, manisPuisi tentang HujanPuisi tentang hujan pexels/yaroslava-borz-126286496Hujan punya makna yang berbeda-beda bagi tiap orang. Puisi tentang hujan bisa mengubah pandangan kita mengenai arti hujan yang Sudut Pandang HujanOleh Diddal A SHujan turun begitu derasSetiap orang pun mulai berfikir kerasBerbagai pandangan mulai munculBersama hanyutnya pesan yg tersiratBagi sebagian orangHujan itu anugerahHujan itu kesejukanHujan itu kesuburanBagi sebagian orangHujan itu petakaHujan itu rumitDan hujan itu hambatanPada dasarnya semua hanya pandanganTentang kesendirian maupun sunyiTentang ego, keluh dan kesahDari mereka para Dear HujanOleh Lulu HuangDear hujanMaafkan aku yang telah mengutukimuMenyalahkanmu atas kesuraman hidupkuPadahal sedih dan bahagia adalah pilihankuSeseorangku bercerita tentang kesukaannya terhadapmuBagaimana kau membuatnya nyaman dengan hawa sejukmuDear hujanAku mau belajar berdamai dengan keadaanMenerimamu sebagai bagian dari ciptaan TuhanBukan karena dia, bukan karena siapa-siapaTak bisa dihindari ataupun dipungkiriKau adalah bukti keagungan IlahiYang pasti akan selalu kutemui6. Kidung HujanOleh Annisa Al-HawariKisruh air langit mendarat beranak pinakIrama rintiknya aroma petrikor, syahdu berarak-arakDari balik jendela, cinta tergurat lukisan embunUmpama insan menghimpun berkahNya, hanya payah dibuat tertegunNabastala sedang bercerita tentang sendunyaGaung semesta berzikir di naungan KuasaNyaHujan menyapu rindu yang menebal di dahan-dahan waktuUsai luruh segenap harap, larut di kedalaman sujudJiwa berparas ikhlas mendambakan angan tunai berwujudAmin yang sembunyi di lirih mohonku, menantikan penerimaanNiscaya sampai ke haribaan, kan kembali berupa rimbun kebaikanPuisi Hujan SedihPuisi hujan sedih pexels/davidcassolatoHujan seketika membawa kenangan-kenangan masa lalu yang terasa sesak di dada, sebagaimana puisi hujan sedih tentang kerinduan berikut ini7. Menatap Rintik HujanOleh Vandim HermawanBerdiri sendiri mencoba mengenal kerinduanAdakah dia di asna masih terpaku menatap kenanganMeski rintik sedetik tapi mampu mengingatkanSebuah perasaan di dalam renunganMenatapmu membuat rinduSetumpuk kenangan turun saat ituBagiku hanya sekedar cerita senduNamun mengundang kepedihan akan masa lalu yang piluTerima kasih untuk selalu menyejukkan hatiku8. Bertanya Pada HujanAku pernah bertanya pada hujan di penghujung FebruariMengenai sisa hati yang lembut untukkuLalu, mencari ucap hangat yang mendebarkan di sela rintiknyaAtau belai indah yang memercik hasratkuNamun, hujan di penghujung Februari itu hanya membisuPayungku pun jatuh seiring hatiku yang beku9. Hanya KepalsuanLantainya basahAwas licin dan kau bisa terjatuh saat melangkahJangan menyalahkan hujanKita tahu itu anugerah dari TuhanKau bilang kau menyukainyaTetapi kenyataannya kau sering menghindarinyaAtau hanya sebatas kata indah dalam sebuah romansa?Ah hanya kepalsuan rupanyaJangan berlindung di bawah payung ituKau bilang hujan turun mengantarkan pesan rinduApakah sama halnya seperti kita yang sering berpura-pura memujiPadahal nyatanya kita sangat ingin memaki?Jika itu terjadi pada diri kita sendiriAku rasa kita akan memilih untuk tak pernah kembaliBeruntung hujan tak diberikan perasaanSehingga dia tak perlu merasakan perasaan yang demikianPuisi Hujan RomantisPuisi hujan romantis pexels/nikkorSekelebat momen-momen indah di masa lalu turut menghampiri bersamaan dengan turunnya hujan, seperti puisi hujan romantis yang menyentuh hati di bawah ini10. Percik HujanOleh Babeth KartikaDirimu adalah kabut, putih dan senyapBeriring berjalan, dalam derai angin menembus batas waktu kejenuhanHalilintar sang murka, memerah, mencabik, hingga kau lelah dan terburaiJatuhMelewati lapis angin yang menerpa, helai demi helaiMelewati ribuan media yang tak kau hiraukanMelewati pekatnya ruang hampa, dingin, kadang panasAku hanyalah sekeping daunyang menangkapmu sebelum hancur ditelan BumiDentingmu adalah kehidupanku, juga hembus napasmuMenanti mentari pagiagar kau tinggal dalam kelopak jiwaku11. Hujan Mengundang RinduOleh Rizki IkhwanaAwan guntur semakin membaraLepas tak mendarat di angkasaMenepis semua bagian cakrawalaTinggal sebutir tak berdekapHalilintar malang tak kunjung hayatHilang sekejap tampak juaSeperti embun tapi berbedaKadang bernapas tapi juga tiadaGemuruh menyekap dengan parasnyaTiada disangka menusuk inderaButira air sang raja awanYang dipinta makhluk duniaMendadak aku diam, terhujam ribuan kenanganMembawa ke dalam mimpi khayalanTerbujur kaku berselimut rindu, ngiluTerbawa ke dalam perjalanan waktuMengalir jernih dengan guyuran derasTak berarah dan tak bertujuanMenghapus seluruh kegerahanYang menyelimuti hanyalah dinginEngkau menjelma gerimis menyapa kotakuAku diam membisu di sudut kamarkuIngin kubelai sejukmuNamun aku tak mampu, kutahu hadirmu bukan untukkuMemberi kesejukan di setiap tibaAngin berhembus dengan kencangDisertai getir yang tak berhenti bergejolakMenikam mangsa untuk menari12. Rasa Syukurku KepadaMuMendung sudah mulai merapatkan barisanYang mana ingin menutup cahaya matahariTapi angin selalu menghalangi itu semua terjadiEntah apa yang akan semesta rencanakanAku terdiam di saat menikmati pagiWalaupun matahari sudah begitu tinggiPemandangan yang begitu indahMembuat kuteringat untuk selalu bersyukurMungkin ini adalah tanda kuasa TuhankuUntuk selalu bersyukur atas apa yang telah dia berikanMungkin karena aku terlalu kufur atas pemberian-NyaSehingga terkadang lupa untukku bersyukurItulah kumpulan puisi tentang hujan yang sedih dan romantis dengan kata-kata singkat dan penuh makna. Mana nih puisi hujan yang kamu suka?Artikel Menarik Lainnya 10 Kumpulan Contoh Puisi Chairil Anwar yang Paling Terkenal 12 Kumpulan Puisi Sapardi Djoko Damono yang Paling Terkenal 8 Puisi Maulid Nabi Tentang Rasulullah yang Menyentuh Hati
Puisi Hujan – Puisi adalah kalimat yang dilontarkan oleh seseorang untuk menyampaikan perasaannya kepada publik. Puisi hujan banyak sekali mewakili perasaan seseorang tentang rindu, kenangan dan hal menyedihkan lainnya. Dalam puisi hujan ini kerap sekali di tulis oleh penulis yang terkenal sehingga karyanya mudah dikenal oleh masyarakat. Seorang yang pandai merangkai kalimat sederhana menjadi puisi yang indah adalah orang yang memiliki cerita pribadi dibalik canda tawanya. Beberapa contoh puisi hujan berikut akan mewakili sensitivitas hati saat hujan mengguyur. Menguatkan diri sendiri menjadi penolong, apapun yang hujan ciptakan, kenangan indah ataupun buruk yang terjadi adalah terbaik. Kamu Dan Hujan Aku kira, senja tak akan menjadi indah karena aku tak melihatnya Aku kira, pelangipun tak akan berwarna karena aku tahu hanyalah tinta hitam legam dalam pandangan Dan aku mengira, dawai hujan akan selalu ternada Apakah kau tahu, apa itu hujan? Hujan inilah yang mengirimkanmu melewati nada rintiknya Yang begitu menenangkan dan mengalirkan melodi dalam nadi ini entah bagaimana caranya Yang aku tahu bahwa tanpamu, hujanpun enggan menjatuhkan rintiknya Kekasihku, apa benar namamu yang dibawa rintik hujan kala itu? Jika iya, maka kedatanganmulah yang memecahkan segala perkiraan yang merisaukan Yang kini menjadikanku dapat melihat senja yang begitu indah Menjadikanku dapat mengganti tinta hitam yang legam itu, yang membuatnya menjadi berwarna hingga membuatku candu Karena itulah aku hanya mau engkau tetap memberikanku melodi anggun ini Janganlah engkau memberi melodi angkuh kepadaku karena aku mencintaimu Tentang Hujan Lalu, apa katamu tentang hujan? Bagiku hujan itu suatu anugerah dimana kita bisa merasakan satu kehangatan tersembunyi Hujan itu suatu rasa syukur atas segala deraan air yang menyeka panas Merupakan nikmat tak berujung dari sang pencipta Hujan itu sebuah penjaga rahasia dimana kita bisa menangis dibalik hujan Berteriak dibalik semua gemuruh hujan terka Hujan itu sebuah simphoni dimana nada-nada yang berkesinambungan selalu terkait Dan selalu berirama untuk menjadikannya sebuah lagu diantara titik-titiknya Hujan itu sebuah lukisan dimana bumi menjadi kanvasnya dengan tetes demi tetes air hujan yang terus mengalir menjadikan suatu bekas di antara tanah-tanah yang tertindih Hujan itu juga sebuah kenangan dimana tiap air demi air yang mengalir Selalu menimbulkan bekas dan terkadang bekas itu menjadi sebuah kubangan atau hilang begitu saja Hujan itu juga sebuah keharmonisan dimana saat kemarau datang, kemudian hujan yang menerka akan menyejukkan kembali Hujan juga sebuah percintaan dimana dua sejoli yang tengah basah di derasnya hujan menjadikan payung mereka untuk berteduh diantara tetesannya Itulah hujan,,, Dimana setiap insan bisa merasakan arti cintanya Baca Juga Puisi Tentang Ibu Saat Hujan Berteriaklah di depan air terjun tinggi debam suaranya memekakan telinga Agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi Pucuk-pucuknya lebih tinggi dari kepala agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari Termenunglah di tengah senyapnya pagi Yang kicau burungpun hilang entah kemana agar tidak tahu kau sedang termangu Dan menangislah di tengah hujan yang lebat Agar tidak ada orang tahu bahwa kau sedang menangis Perasaan adalah perasaan Tidak dibagikan, tidak diceritakan, tidak disampaikan dia tetap perasaan Menjadi Hujan Orang-orang dewasa itu aneh Mereka bilang menyukai hujan tetapi berlindung di bawah payung Berlindung di bawah atap bahkan dari mereka memaki hujan karena telah membasahi baju mereka Mereka tidak benar-benar menyukai hujan, hanya mulutnya saja tetapi tindakannya tidak Mereka hanya mencari sensasi atau hanya sedang menjual romantisme Nyatanya, mereka menyesali hujan yang tak kunjung reda dan membuat mendung suasana sekitar Sayangnya, rasa cinta mereka terhadap hujan hanya sebatas kata Mencintai hujan hanya sebatas kalimat di status media sosial Hanya menjadi foto untuk mendukung kesenduannya Aku rasa, kita tidak akan mengerti hujan kecuali menjadi hujan itu sendiri Bagaimana jika sesekali kita mendengar kata orang bahwa mereka menyukai kita Padahal di belakang kita, mereka semua tidak demikian Jika hujan memiliki perasaan, mungkinkan hujan akan merasakan apa yang sudah kita rasakan Hujan Hari Ini Bagi banyak orang, mungkin hujan sekumpulan pasukan air yang jatuh dari langit Tapi bagiku, hujan adalah sepotong kisah yang mengikatku pada sebuah kenangan masa lalu dan membawaku pada keindahan hari ini Hatiku memang terikat kepada hujan meski dalam terang aku bisa merasa dapat lebih jelas saat memandang indahnya kota yang nasibnya sama sepertiku Ya, terikat pada hujan karena tak selamanya hujan membawa sendu dibawah gelapnya mendung Bagiku, hujan selalu datang bersama keberkahan Dia pergi mewarisi teduh dan menjadikan kehangatan sebagai perasaan sempurna bersama dia yang tuhan pilihkan sebagai kekasih Hujan Dan Kenangan Hujan ini turun lagi untuk yang kesekian kali mengingatkanku tentang rintik soal waktu yang sedetik Ketika hujan ini turun lagi dari kata yang kau namakan puisi Namamu, namaku, tentang cinta yang pernah singgah Anggap saja hujan ini adalah kenangan Meski rintik yang sedetik tapi mampu mengingatkan Rindu Bersama Hujan Ketika tangan sudah tak mampu menggapainya Dan ketika bibir sudah tidak mampu mengucapkan kata-kata Disitulah aku berteduh, ketika hujan deras membasahi tubuhku Namun, tidak akan ku biarkan hujan membasahi tubuhmu Disini aku merindu, Merindukanmu yang setiap kali datang bersama hujan Lambat haripun berlalu sehingga memaksaku untuk melupakanmu Satu hari, dua hari, hingga hari-hari kemudian yang terlewati Melupakan kehadiranmu itu merupakan hal yang sangat berat karena hujan selalu mengantar bayangmu ke depan jendela Dan memaksaku untuk selalu mengingat kehadiranmu Hujan Aku suka hujan Meskipun riyuh tetapi menenangkan Baunya yang khas seringkali aku rindukan Namun hujan suka sekali membawa kenangan melintas dipikiran Hujan menyuguhkan kenangan pada kediaman dan itu seringkali Memang menyebalkan, aku harus menelan kenangan berulang-ulang Aku sangat lelah jika harus mengingatkan kenangan dengan suasana yang sedu Jika saja kenangan bisa dipilih untuk bertemu, maka aku akan memilih kenangan yang akan membahagiakanku Bukan kenangan yang datang untuk membuatku teringat dengan luka Puisi Hujan Hujan, apa kabar? Malam ini saat kau hadir seketika membawaku dalam dimensi lain Kau ajak setumpuk kenangan turun bersamamu untuk menghampiriku Saat itu aku sedang terluka dan kaulah yang setia menemaniku Hujan, kau ingat isak tangisku malam itu? Ku ceritakan semuanya kepadamu dan kau simpan baik-baik ceritaku sampai hari ini Hujan, kaulah saksi betapa kuatnya aku saat itu Hingga hari ini aku bisa berdiri dengan tegak Terima kasih untuk selalu menyejukan hatiku Hujan Hadirkan Cinta Awalnya, hujan bagiku sekedar cerita sendu Lalu ada tangis yang sama-sama mengguyur Terasa melodi yang dimainkannya begitu menyayat hati Mengundang kepedihan akan masa laluku yang pilu Namun, ternyata hujan menghadirkan cinta Seperti bulirnya yang jatuh ke kepala tanaman dengan kasih sayang, tapi juga menghantam Kini aku belajar, bahwa cinta datang dengan cara unik dan klasik Tiba-tiba datang tanpa aba-aba untuk siapa dan tanpa alasan untuk mengungkapkan Yang jelas, cinta hadir dengan cara yang berbeda dan lebih sempurna karenanya Terjebak Hujan Pada dasarnya dia datang untuk memberi kabar Padahal nyatanya hanya memberi hati yang sukar Aku terjebak dalam hujan yang tidak diharapkan Meminta rindu tetapi hanya diberi sendu dan pilu Melabuhkan karang hingga terbengkalai Seolah tidak ada sebatang kayu yang aku gapai Terima kasih atas kehanyutannya yang kau timpakan Menghempaskanku sampai terlempar ke dasar jurang Dan hujan kali ini ada yang berbeda Dimana kedinginan adalah selimut terhangat untuk jiwaku yang tersesat Hujan Dan Pelangi Hari ini hujan datang sangat deras Tapi tidak ada pelangi Mengapa akhir-akhir ini aku sering membayangkan diriku adalah hujan Dan kamu adalah pelangi Iya, aku adalah hujan yang deras yang selalu jatuh berkali-kali tanpa peduli seberapa sakitnya yang ku alami Sedangkan kamu sebagai pelangi yang selalu ditunggu saat hujan reda Pelangi memang indah, tetapi datangnya hanya sementara waktu saja Seperti itulah aku dan kamu bagaikan hujan dan pelangi yang selalu berkaitan tanpa adanya kejelasan Namaku Hujan, Bukan Air Mata Namaku hujan, bukan air mata Menjauh bukanlah perkara kekalahan Menjatuhkan diri pada hati yang gundah Bukanku bersikeras berpindah takluk angan Namun, afeksi masa lalu membalut terjal langkah Jujur saja, aku tak mau berpura-pura Aku tak lagi menangis karena aku bukan hujan Meski halus membasahi jagat semesta Tapi mengapa hujan terdefinisikan kesedihan Terjebak kenangan dalam salju memori mesra Dan entah mengapa muka ceriaku seolah lupa cara bahagia Nyatanya memang benar bahwa cinta itu buta Pergolakan hati menentang pikiran Seperti berseteruh mempertahankan diri Tapi bukankan kini bahasa cinta yang berperan? Sebab jauh setelahnya rasa itu telah sirna abadi Puisi Hujan Pembawa Kesedihan Banyak hal yang dapat dirasakan ketika hujan turun. Salah satunya ialah kesedihan. Seperti contoh puisi hujan berikut ini yang mengungkapkan perasaan kesedihan saat hujan turun. Air Mata Langit Duka semesta tak mampu lagi menahan tangis Raungan pecah mengagetkan pertiwi terlelap Teramat dalam kesedihan ia tanggung tak terbagi Begitu mengerti tentang cerminan hati Kenangan hadir bagai potongan film yang datang acak Sesekali senyum tersungging Berganti air mata deras mengalir Mengagetkan lamunan meremas dada terkoyak Satu massa tumbuh cepat menyumbat aliran udara Sesak dan sakit seperti ingin memecahkan paru-paru Dingin hujan sebeku perasaanku Memori datang silih berganti tak ijinkan beristirahat Semampu apa aku menahan? Selama hujan turun di bulan Juli Air langit tak menyentuh bumi, kurasa Jatuh berhamburan menghujan lurus ke hatiku Kenangan dipaksa masuk tanpa filtrasi Temparan-tamparan kesedihan memusnahkan keteguhan Kuat, hatiku kuat Air hujan memberi penghidupan Bisikku menenangkan Pengingat Perih Terpenjara dalam sunyi hujan tak ijinkan aku pergi Sendiri kuamati setiap inchi sarang persingahan dalam pengasingan Membiarkan angganku liar mencari bagian asik untuk dikenang lagi Mempercepat langkah saat kenangan buruk menyapa Tak aku ijinkan dia ganggu damaiku saat ini Indah sendiri menjadi bagian menarik hidup untuk ku rasakan sendiri Tanpa mengenakan topeng kepura-puraan hujan aku jatuh hati Tergantung memori terabaikan memenuhi dinding pemisah aku dan hujan Dingin hujan ia tanggung tanpa berbisik mengiba Berkas-berkas ingatan berseliweran tanpa bisa kuatur Meminta didahulukan untuk dipikirkan Siapa dia yang menyapa? Bagian masa lalu nomor 77 Cincin logam mulia terjatuh menyentuh ujung sepatu Dilempang pangeran kodok yang pernah aku cium Bersama hujan dia usaikan Istana berputri jelita telah kutemukan, katanya Baca Juga Puisi Roman Picisan Tenggelam Ariel apakah namaku kini? Hanyut dalam dasar laut nestapa semalam Ekor duyung tak membuat aku mampu berjalan jauh Hujan tenggelamkan hidupku terpisah, asing Hari lalu aku burung bersayap lebar Terbang rendah ciutkan nyali penduduk bawah Awan bersih tempat aku singgah Menatap kerdil bumi aku jauh diatasmu Duduk diatas singgasana bersama raja Elang Kami berkuasa atas langit luas Baginya aku madu kembang baru mekar Dia yang pertama merasa manisnya, katanya Baginya aku benteng tinggi Kedamaian berdima bersama Aku miliknya selamanya Ranting rapuh elang mendorong jatuh Hujan turun elang ucapkan selamat tinggal Puisi Hujan Suka Cita Turunnya hujan juga dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi seseorang. Keadaan tersebut tentunya sangat bisa dituangkan dalam sebuah karya puisi. Seperti contoh puisi hujan suka cita berikut ini. Terlampau Indah Tidak kusuka sebelumnya, tapi kini berbeda Mensyukuri setiap bagian yang takdir sajikan Penerimaan menjadikan lebih dewasa, ku rasa Hujan… bertahanlah lebih lama Pintaku memohon langit Deras hujan terkadang memancing petir menyambar memarahi Saling beradu saing tunjukkan taring Ganas memanas dalam dingin guyuran hujan Hujan hanyutkan 100 hari kenangan dalam diam Datangkan jiwa baru penebus kelam masa lalu ku Pesona lain tak pernah tersentuh Mata harapan akulah tujuan Menari Ajakan itu tak pernah bisa aku menolak Gejolak hati, bersorak senang Anggukan kepala lagi perlu, tanda kesepakatan Sambaran tangkas mengajak jemari beradu Menyusuri rintik hujan selalu indah bersamamu Senyum adalah bagian langit yang selalu biru Langkahku langkahmu Hujan kabarkan kasih kita berseru Subur tersiram berkah langit Gemulai seirama dengan tabuhan alam Basah tubuh riasan keindahan untukku Mata-mata penuh heran menjadi tepuk tangan ditelinga bebal kita Kenapa harus aku pikirkan soal mereka Senang, hujan satukan langit dan bumi terpisah jauh Merayakan kedamaian mereka Aku dan kamu menari dibawah hujan Dunia Baru Hujan Hebat retakkan kulit bumi begitu kokoh Membuka gerbang besi setebal lengan kami penuh penjagaan Keajaiban datang untuk mereka yang pantang menyerah Mengikis perlahan menghancurkan pertahanan Dia tersembunyi aku temukan Hadir membius, putri menawan molek rupa Rambutnya aliran sungai tenang berkilau Terbalut hijau sejukkan gerah jiwa Lembut dunia baru berterimakasih Misteri surga baru kepulauan negeriku Puisi Hujan Bencana Alam Datangnya hujan terkadang menimbulkan bencana alam. Pada saat itu tentunya sebagai korban bencana alam merasakan kesedihan yang sangat mendalam. Sama halnya seperti contoh puisi hujan berikut ini yang bertemakan datangnya hujan sebagai bencana alam. Amukan Peniup Kehidupan Paket kenangan menari terapung menghantam keras Deras, kotor membawa mereka tanpa ampun Entah kenangan siapa saja bercampur menjadi samar dalam aliran takdir Keruh tak terlihat kesucian berdiam Pagiku tak mampu menemukan siang Kapak besar memutus leher kehidupanku Mendiami rumah-rumah asing sekejap waktu Amukan bah tidak mengijinkan aku lengah Deras, cepat dan kasar Tanpa belas kasihan raga kosong kehilangan penghuninya Jerit mengiba tak lagi jelas terdengar Kehidupan, aku mungkin telah berubah menjadi ikan Membenamkan dalam pergilah pemilik raga Sampai disini aku mengalah sudah Menyisakan Tak berbekas mungkin akan lebih baik Memandang sisa sapuan dingin gelombang penuh ratapan Tanda tanya besar aku tak paham Penjelasan sebanyak apapun tak buat aku mengerti Aku bayi baru tanpa tanda kehidupan Darah tak lagi keluar dari sayatan Hembusan nafasku adalah duka cita Kehidupan baruku tanpa saudara Aku terlahir dari rahim gelombang mengamuk kejam Kesedihan menjadi bumiku setelah reinkarnasi Terlahir sebagai duyung namun dengan kaki Keliru Kemarin, Moyangku bukan pelaut Petani pandai yang aku dengar dari dongeng masa kecilku Kampung kami bukan pesisir, air sejauh mata memandang tampak membosankan Pegunungan hijau makmur dan indah Aku tidak suka bau ikan, kapal-kapal dan terik matahari menghitamkan kulit Beruntung terlahir dalam aroma rumput hutan Kemarin, Besar dengan buai sawah Ditimang pepohonan kuat dan udara segar Hari ini hidupku tertukar Tak tampak hijau alam kelahiranku Hilang sudah kerbau-kerbau tunggangan Kapal-kapal terapung sisa kayu tembok rumahku Musnah lahan tenggelam air mata Lereng gunung menjadi palung Damai Saudaraku Tatap nanar, saudaraku menangis Derita hidup tak lagi mau bersabar Datang bagai amukan badai Sisakan kekacauan Dimana rumah kami? tidak ada lagi rumah kami Dimana anak kami Kerusuhan, pilu, rasa lapar membuntuti menukar mereka Tanah liat, batu keras dan pasir terlihat sama Lumpur menjijikkan lenyapkan semua yang kami punya Sama rata, tenggelam dalam nestapa Pemakaman Kutemukan kau terbaring lemah Ketabahan masih tersirat jelas meski kau tidak menyuarakannya Keajaiban tak selamatkan jiwa patriotmu Menyatu dengan bumi Kau lebih memilihnya Menumbuhkan keajaiban baru untuk kami tetap tegar, begitukah? Kumohon bicaralah Senyum kemenangan tak hilang dari wajah damaimu Menang untuk apa sedang kau kini mati, Damai yang bagaimana saudaramu terjajah kekhawatiran Hujan tenggelamkan mengambil nyawa Apa kau berpesiar bersama mereka Hentikan cukup bangunlah Aku tak punya kafan untuk selimutmu di pembaringan Baca Juga Puisi Anak Puisi Hujan Pencipta Kedamaian Tak jarang pula datangnya guyuran hujan membuat seseorang merasa damai. Di dalam keadaan tersebut tak jarang pula orang mengungkapkanya dengan membuat karya puisi. Berikut ini contoh karya puisi hujan yang bertemakan hujan pencipta kedamaian. Dibalik Jendela Kedamaian hadir penuh didalam guyuran hujan Merangkai mimpi, memastikan masa depan Dialog dengan hati terkadang menegang Masa depan menjadi kekhawatiran Untukku dan untukmu tak terhindarkan Gesekan hati dan logika peperangan tanpa damai Datanglah kepadaku bersama hujan Dibalik jendela semua kan baik-baik saja Masa depan menjadi pasti, senyumlah Buang khawatir, tataplah langit tinggi Air hujan menyentuh bumi tanpa kesombongan Penuh kehidupan penebar cinta kasih Datanglah padaku di saat hujan Aroma tanah basah damaikan perselisihan Padam Api Bersahabatlah meski kita pernah bertikai Panas mari sejukkan dengan permohonan pada hujan Sekam habis gersanglah lahan Asap mengepul bendera putih berkibar Angkuhku angkuhmu lupakanlah Darah jangan lagi tertumpah Pelajaran kedamaian tercipta bersama rintik hujan Kristal kecil pencetus senyum lebar Salahku, salahmu maafkanlah Lembar hidup dicuci bersih bersama guyuran hujan Putihku, putihmu bersenanglah Kelahiran Tetesan hujan berperan sebagai bidan Benih-benih terlahir menangis kencang Latihan panjang menjadikan mereka jenderal Dunia baru menjadi lebih semarak Alam bersorak sorai riuh memecah sepi Bumi tersenyum, damai lahirlah pahlawannya Bayi itu seakan menggeliat Dibawah ketiak induknya kisah baru dimulai Rangkaian pertempuran seakan sudah nyata Dewa kehidupan menunjuk Bayi-bayi merah belum mampu membuka mata Sekuat tenaga tegakkan kepala Sombong akan takdir yang mereka bawa Banyak kenangan bersama hujan yang dapat dituangkan menjadi sebuah karya puisi tentang hujan. Selain itu puisi hujan juga dapat menjadi pelajaran bermakna positif pada setiap diri. Kesedihan dan kebahagiaan anggaplah menjadi pelajaran berharga. Apapun yang diberikan hujan kepada kita, hargailah sebagai proses pembelajaran diri menjadi dewasa. Hujan Kenangan Hujan,,, Rintikmu telah sukses membawa rindu Rinduku yang tak terarah Rinduku yang tak pernah berujung Aku rasa baru kemarin kita bercanda tawa Aku rasa baru kemarin kita menatap rintik hujan yang sama Ku rasa baru kemarin aku lihat senyum manismu Ku rasa baru kemarin kita pernah sedekat nadi hingga akhirnya kita sejauh matahari Terlalu cepat kau melangkah menjauhiku Jejakmu terhapus oleh rintik hujan Dan aku akan tetap disini dengan rintik di senja yang sama Puisi Hujan Ku Hentikan Hujan Kini matahari merindukanku Perlahan mengangkat kabut pagi Ada yang berdenyut di dalam diriku Menempuh tanah basah dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari Tak bisa ku tolak matahari memasaku menciptakan bunga-bunga Ku hentikan hujan demi matahari untuk menciptakan suasana bahagia Sengaja ku meminta hujan agar berhenti karena aku tahu Semua di dalam dunia tidak harus disertai dengan kesedihan Adakalanya kita semua juga berhak memiliki hari yang indah nan bahagia Jangan biarkan ada air mata yang jatuh membasahi pipi layaknya hujan Aku Adalah Hujan Aku hanyalah hujan yang ditakdirkan singgah sementara Yang sempat menenangkan angin yang kering Dan hujan terbuai dalam kesederhanaan itu Sampai angin itu menemukan pelangi Yang lebih indah dari sekedar hujan Yang lama-lama terasa menjemukan Hujan tetap tidak mau pergi Dengan egois tetap berusaha agar angin itu kembali Mencoba melawan takdir, kalau hujan hanyalah sementara Tetapi suatu saat dia tersadar Angin yang damai dengan pelangi adalah perpaduan yang menyejukkan Ada banyak angan yang terbunuh dibalik derasnya hujan Dan ada banyak kepingan hati yang berserakan di balik hujan yang berhenti tiba-tiba itu Dengan matahari yang membawanya hilang, membuatnya semakin terlupakan Mungkin hujan itu belajar Banyak hal di dunia yang tidak bisa sekeras apapun dia mencoba Yang harus dia lakukan adalah menerima Kau siapa? Hujan? Angin? atau Pelangi? Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah dari hujan Bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tidak ada yang lebih bijak dari hujan Bulan Juni Dihapusnya jejak kaki yang ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan Bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Puisi Hujan Pada hujan yang datangnya riuh Aku disini mengamati setiap bulirnya Dulu aku membicarakan hujan tanpa tau rasanya kehujanan Dulu aku mengagungkan hujan tanpa tau gigilnya seperti apa Dan dulu aku menyukai hujan tanpa tau ada rindu sisipan di dalamnya Sekarang aku hampir mengerti bahwa hujan untuk dirasakan Bukan sekedar dilihat lalu dikomentari atas nama cinta Sekarang aku berani membawa payung yang katanya melindungi dari hujan Sekarang aku suka berlari dan menyanyi di bawah hujan Biar begini saja Biar aku menyanyi, berlari sampai hujan menjadi reda Hujan Terakhir Dalam Ingatan Aku sebenarnya tak pernah rela membiarkan tubuhmu dipeluk kemarau Debu-debu beterbangan bermimpi menjadi burung Burung mengepakkan sayapnya menanti cahaya lindap Seringkali aku gagal mendekap bayangan yang bosan berjalan di belakang Ku pandangi dia, tak ada balasan hidup seperti bertepuk sebelah tangan Suara Hujan Aku selalu menyukai mata kecilmu Menenggelamkan diriku berlama-lama Berkaca-kaca dalam berbicara Begitu manis dan menguatkan jiwa Aku terlalu dalam menginginkanmu Masih sama seperti dulu Kamu bagian hujan terindahku Dalam ingatan tahun-tahun itu Kau adalah bintang terindahku Yang aku rindukan saat hujan datang Kau adalah mimpi terindahku di saat aku lelah setelah menghadapi dunia Setiap hal kecil di diri ini adalah semuanya tentangmu Kamu yang ku perjuangkan dengan utuh Meski dirimu lewat sangat datar Hujan masih tetap saja sama menjadi kisah sedih meninggalkan pedih Tetap membekas mengenang dalam hati Aku teriak sangat keras di sepanjang jalanan kota Berharap agar kau kembali disini Menahanmu lebih lama sebelum hujan pergi Sebagai sandaranmu kala berteduh Waktu gerimis semakin menderas Mengusap air mata bercampur dengan hujan Sengaja kau sembunyikan semuanya dalam hati Ternyata aku sangat bodoh Aku adalah orang bodoh yang mengerjarmu selama itu Ternyata aku tetap kekanak-kanan tidak mau berusaha mengerti tentang dirimu Kurasa aku sangat aneh karena menyukaimu Jujur saja aku sangat sulit merasakan cinta orang lain selain dirimu Sampai saat ini kau adalah kau adalah alasan duniaku menjadi lebih indah Biarkanlah aku terus menyukaimu sampai kau benar-benar menjadi milikku Hujan Malam Ini Kepergianmu seakan merenggut isi hatiku Dari kuntum rindu hingga benci kau rangkai menjadi satu Lalu dengan tenang kamu buang ke hamparan biru Ya, sebuah tempat yang tak mungkin aku tuju Bila mungkin, aku ingin kembali ke masa kita dulu Dan mengubah takdir hingga tak mengenal kamu Daripada harus cumbu mesra tanpa miliki ragamu, aku bisa apa? Sejuta sesal tak akan membuatmu rekah lagi padaku Saat hujan seperti malam ini, sendiriku semakin pekat saja Dia seperti kamu dulu, semakin erat bila hujan tiba Sendiriku di antara rindu dan benci, mengambang tenang di antara keduanya Begitu tenang, hingga rekan bibir perempuan lain seakan tak bermakna Hujan Hujan hadir di tengah perjalananku Ia turun layaknya papan seluncur di musim salju Kedinginanku menyeruak di antara derasnya Aku bertahan menunggu payungmu Aku masih menunggu payungmu Hingga saat pelangi mulai tersenyum Hujanpun menjauh,,, Dan akan ku lanjutkan perjalanan ini tanpa butuh sebuah payung Rintik Hujan Di bawah rintik hujan aku dengan puas meneteskan air mata Air mata yang terus mengalir menangisi hal yang tidak wajar Entah mengapa aku nyaman sekali dengan hujan Hujan adalah waktu yang tepat untuk mengadukan masalah Rintik hujanpun mampu membuat sejuk hati Hingga tak terasa air hujanpun ikut berhenti ketikan aku berhenti meneteskan air mata Apakah hujan ditakdirkan datang untuk mengerti perasaan orang? Semoga saat khayalanku yang konyol ini benar-benar kenyataan Sehingga aku bisa terus mengadu perasaan kepada hujan Aku juga berharap, ketika puisi hujan ini aku lontarkan semoga hujan mau menjadi temanku Hujan memang membawa mendung dan membuatku susah bepergian Tapi aku senang dengan hujan, air yang membasahi selain membuat bahagia tetapi juga membuat aku lupa dengan masalah Masalah yang sepele sampai dengan masalah yang besar sekalipun Hingga aku dewasa, aku akan tetap menjadi teman hujan Itulah beberapa contoh puisi hujan yang setiap tetes air hujannya membawa keberkahan bagi seseorang. Dan setelah hujan pergi, akan datang waktunya bahagia yang digambarkan oleh sang pelangi. Puisi Hujan
Puisi Hujan – Turunnya air dari langit yang kita namai hujan merupakan salah satu rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan dan patut kita syukuri. Dengan hujan, kehidupan di muka bumi senantiasa tercukupi. Di kalangan kawula muda, hujan menyimpan kesan tersendiri. Dari fenomena alam ini puisi hujan akan tercipta, memori kenangan masa lalu akan dikenang. Yah, dengannya puisi hujan yang menggambarkan suasana hati akan tercurah segalanya di sana. Buat kamu yang ingin melukiskan suasana hatimu dengan puisi hujan, berikut di bawah kami berikan kumpulan puisi tentang hujan. Hujan Bersamamu Oleh Handiyani Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam Hujan memihak dirimu bersemayam Rintiknya menjelaskan wajah bergumam Tanah basah menutupi jejak yang dalam Jelas benar rintik hujan bersamamu Menjadi pemisah saat temu Bertukar air mata semu Hujan menyelimutimu. [*] Kisah Hujan Oleh Rieneke Cahyani Aku menanti dirimu Seperti air menghujam sendu Terus jatuh mengalir kelu Hujan berteriak pilu Tak kudengar dalam surau Jiwaku termenung kelabu Menunggu cinta semanis madu Hingga usai balutan waktu Hujan seminggu berlalu Tersisa petrichor syahdu. [*] Setetes Kenangan dalam Hujan Oleh Tarisya Widya Safitria Dulu Saat semburat merah jingga nan elok Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala Tetes kehidupan jatuh serentak Membombardir ribuan kilometer lahan Impresi menguap di atas tanah Larut bersama wewangian hujan Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan Tersemat manis indahnya janji masa depan Penuai kebahagiaan semu berselimut basah Kini Harus beradu dengan nestapa Menatap seruan hina yang menyayat jiwa Menusuk hingga rindu menyeruak keluar Dengan satu tarikan napas gusar. [*] Hujan dan Namamu Oleh E. Natasha Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam Dalam lautan mimpi sang penghirup malam Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia Dia yang mencoba membaca arah Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan Adakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan Kemana kau akan berlari Melepas pagi dan mencoba memutar mentari Apalah kau masih terlelap dan terus bermimpi Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi Kenangan hujan memanggilmu, dan tetap memanggil namamu Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu Bulan di sana masih merindukanmu Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu. [*] Jadikan Aku Hujan Oleh Afifatur Rohman Jadikan aku hujan Akan kulukis kisah dengan muara air Akan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cinta Akan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu Ajari aku menjadi hujan Agar aku bisa mengobati hausmu Haus akan dentuman rindu Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah Ijinkan aku menjadi hujan Aku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya aku Membuat alunan pada dinginnya cintamu Tapi, ini janjiku Tak ada petir yang membuatmu benci akan diriku. [*] Memori Tetesan Hujan Oleh Setia Erliza Sehelai daun hijau panjang Menutupi mahkota dari derasnya hujan Menuju tempat lautan ilmu Beberapa tahun yang silam Saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar Memori daun pisang menjadi bait kisah haru Menempa kisah di musim penghujan Basah? Ayah, derasnya hujan menerpa tubuhmu Sambil menggigil kau genggam tanganku Jelas terlihat dari tangan keriputmu Menuntunku di bawah derasnya hujan Daun pisang mengukir kisah haru Ciptakan kenangan indah tak terhingga Antara aku, ayah, dan hujan. [*] Musim Hujan Berselimut Duka Oleh Fakhri Fikri Rangkaian kata kususun menjadi aksara Bercerita tentang musim hujan berselimut duka Di mana senja tak lagi jingga DI mana mentari enggan menampakkan muka Kala itu, langit menangis berlinang air mata Guntur beretorika tanpa bisa mengucapkan sepatah kata Indonesia berduka Bapak pluralisme bangsa telah tiada. Karawang, 10 November 2017 [*] Hujan di Ternate Oleh Abi N. Bayan Kau tumpah lagi di gelasku dan aku mesti menyeduh sisa-sisa teh dari cangkirmu. Malam ini, aku kembali memelukmu dalam diam sebelum asap rokok mati dari tanganku. Ada gigil tiba-tiba renyah di ruangan ini melesat keluar jendela dan kau sibuk merapikan sesak. [*] Rintik Rindu Novena Oleh Dikha Nawa Lembar keenam, kumulai lagi dengan mengingatmu Tentang rinduku yang belum tersampaikan Kala percik-percik gerimis menyapaku Di antara aroma remahan tanah yang basah Betapa sulitnya itu Begitu berat menahan lajunya… Entah, di rintik keberapa Ku kan mengeja bayangmu Membahasakan senyummu saat itu Di sini pun masih terasa sama Hampa, serupa kesendirian ini Hingga tak sanggup lagi, hatiku menahan keingkaran ini… Andai saja mampu Menghalau lajunya waktu Andai saja saat itu Tak bersumpah untuk membencimu. [*] Seperti Hujan Oleh Michra Fahmi Mereka bilang aku aneh… Karena aku selalu menunggu air turun dari langit Mereka juga bilang aku gila Karena senang bercerita pada hujan Mereka selalu menjauh ketika rintik menyapa Sementara aku selalu menyambutnya dengan riang Kau benar tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamah Dan selalu menggugah rasa rindu antara kita Aku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita Saat bersama tersenyum memandang langit hitam dan derasnya hujan Kau ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hari Atas harapan dan rinduku pada seseorang Yaaah… Hujan tak pernah lelah turun meski malam Dan tak pula mengharapkan datangnya pelangi. [*] Kisahku dan Hujan Oleh Ghivan Christine Dalam ayunan langkah, yang semakin lambat Dalam helaan napas, yang semakin dalam Dalam desir angan, yang kian menjauh Dalam desah hati, yang kian membiru Entah harap, entah khayal yang digenggam Entah duka, entah suka yang dikecap Hanya tetes hujan yang paham Hanya tetes hujan yang menjawab Dalam biru yang kian menyatu Di derasnya tetes hujan Tak ada kata yang terucap Tapi selaksa makna terjawab Kisahku sama dengan hujan Datang dan pergi tanpa pamit menghembuskan asa dan juga nestapa Hingga hanya dingin yang tersisa. [*] Secercah Hujan di Ujung Senja Oleh Reni Triasa Masih seputar rindu, Tergeletak tak berdaya di antara sendu Isak tangis semakin memekik kalbu Terbata-bata melisankan ingin bertemu Masih seputar rindu, Di ujung senja semakin rapuh Di cercah hujan ingin tetap tinggal Menanggung pedih serpihan rindu di atas bahu Masih seputar rindu, Menyeret paksa jiwaku penuh bisu Menahan jengkal langkahku dengan tangis Suara hati yang berteriak histeris, berkata tetaplah di sini Di atas rinai hujan yang jatuh tanpa jeda Rindu ini belum selesai, katanya. [*] Rinai Memberai Oleh Peti Rahmalina Rinai datang padaku pada saat diri tengah menepi Renyai senyawa hidrat memecah sunyi Segala impresi tentangnya menguar memenuhi imaji Kembali pada ilusi tuk berpuisi Rangkaian asa yang kucipta terverai Dia pergi ketika rinai datang memenuhi semesta tak berisi Serenada pilu mencipta elegi Nyeri yang kau berikan, kuresapi dalam-dalam saat hujan Sembilu menjalar setiap kali rinai berjatuhan Sembunyikan air mata redam jerit kekecewaan Dalam cinta yang tiada berupa Rinai memberai Rinai memberai asa Dalam rindu yang membuat tiada Rinai memberi asa Jadi tiada yang membuat rindu. [*] Sajak Pertemuan Hujan dan Senja Oleh Windarsih Guguran air menyelubungi rona pipi senja Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga Bumi sudah dijamah resapan manis hujan senja Usapan tangan di kala pintu-pintu langit terbuka Magis hujan meniduri relung-relung kerinduan Pertemuan perpisahan silih berganti tanpa salam Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara Menatap hitam pemegang gagang payung jingga Kularang melangkah sebelum tangis hujan reda Mencari bening di antara helai rambut legammu Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan Teduhkan jiwa dua insan pemuja ritme tetesan Memori penghujung Desember pelukan batas senja Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara. [*] Titisan Hujan Bersama Nyanyian Syahdu Oleh Jannatul Ula Kilau mentari menyinari bumi dengan tandus alam yang menerjang Seketika awan berubah wujud menjadi mangsa kegelapan Mengharapkan curahan air yang menabur Rintihan suci menghidupkan dunia indah nan syahdu Memanggil cinta bagai akar menjalar untuk tetap bersemi Menghias bunga mekar diiringi musik gemercikanmu dari kelayuan Menghias alam dengan biasan mentari Sebagai tangga cinta sang bidadari Butiran embun menempel di ujung dedaunan Membentuk indah bagai mutiara bening Rintihan hujan butir suaramu menyejukkan imajiku Dalam keheningan anganku terbang entah kemana bersama angin Membuat tubuh ini membeku Dengan hawa yang kau curahkan. [*] Kenyataan di Balik Hujan Oleh Tista Apriyandani Pergilah….! Ujarku membara laksana petir membelah sunyi Kian dusta terlanjur kau hembas melukai hati Ku tak pikir sejauh apa langkah kaki pergi Melambai pergi raga tenggelam tak peduli Surat terbuang… Secarik kertas teruntai menari di atas pena Hujan bersaksi dikau menusuk jantung mata Sedih di kala duka hamba menyapa relung raga Berpaling kau pergi silakan saja hatiku rela Bersabar… Insan hati terkelupas Sang sarang perih terluka Tinggalkan dikau bagai telur pecah tak berguna mencintaimu laksana jasad di balik keranda Relung menangis kian terpecah sakit merana Tak peduli… Berlarilah sebahagia kau kejar kapas berkabur Enggan ku lari melangkah menggapai gerimis cinta Sesak hati mengema kaku tenggelam dalam kubur Bibir tak sudi berampun dikau kejam seribu dusta. [*] Aku rindu hujan di tiap-tiap tetesan; pada matamu langit kesunyian aku rindu hujan di tiap-tiap percikan; pada detakmu gemuruh keheningan aku rindu dirimu di tiap-tiap hujan; pada namamu menderas kerinduan [**] Kisahku Tak Merindu Hujan Oleh Bukamaruddin Aku adalah tanah kota kemarau abadi yang dihampiri aspal dan beton Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki peneduh seperti pohon di pinggir jalan yang sekarang enggan berdaun Aku tak bisa lagi menjadi laki-laki lumpur seperti kesederhanaan tanah dan kenangannya Di sini kisah kasih membantu tunggu tak lagi patuh rindu tak lagi butuh Jika engkau memang tiba maka kuminta gerimismu karena hanya itu yang membuatku tak meluap Jika engkau tetap datang maka kucinta pelangimu karena hanya itu yang tak membuatku mengeluh. [*] Kita Kepada Aku dan kamu Saja Oleh Riris Ariska Dulu ratusan sajak kutulis karenamu Ribuan kata kusampaikan padamu Milyaran mimpi terangkai atas kamu Dulu sebelum kita kepada aku dan kamu saja Aku tak ingin melupa Rasa penuh yang masih menyenja Meski gelap akan datang, dan badai menentang akan menghempaskan, dan pada hujan kau akan kuleburkan Aku tetap mempersilakan dingin memluk, biar dibasah memori terangkut, biar hujan jatuh dan banjir tak kunjung surut, aku tak akan larut seperti gula yang kau aduk. [*] Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku Anggap saja hujan ini adalah kenangan, meski rintik yang sedetik, tapi mampu mengingatkan anggap saja hujan ini adalah kerinduan, meski rintik yang setitik, tapi mampu mempertemukan anggap saja hujan ini adalah aku, meski sudah tak lagi deras, tapi tetap membekas. [**] Halte Persimpangan Oleh Rizqi Amalia Di bawah rintik hujan Berpayung langit hitam Aku berjalan memungut puing-puing kenangan Sebuah pertemuan di halte perpisahan Seulas senyum tercipta oleh tatapan mata tanpa sengaja Sepatah sapa memecah keheningan yang ada Berharap hujan enggan tuk reda Tanpa terasa detak dada berdecak tak semestinya Semusim telah berlalu, menelan detik yang melaju Tentangmu, membingkai sisi kalbu Siluet senyum memahat rindu Namun kehilangan mendahului temu Selepas engkau tiada Hujan tak lagi sama Rintiknya membawa aroma kamboja Segenggam ikhlas melepas langkahmu di alam sana. [*] Hujan ini Turun Lagi Hujan ini turun lagi untuk yang kesekian kali mengingatkanmu mengingatkanku tentang rintik soal waktu yang sedetik hujan ini turun lagi menetesi kedua pipi membasahimu membasahiku tentang kenang soal airmata yang berlinang hujan ini turun lagi dari kata yang kau namakan puisi namamu namaku tentang cinta soal rasa yang pernah singgah hujan ini turun lagi membekas di lubuk hati. [**] Menikmati Tamparan Hujan Oleh Nani Andriani Saat hujan melanda negeriku Seolah candu aku berlari tanpa malu Menikmati indahnya penorama alamiah Derasnya hujan membasahi tubuhku Membelenggu memikat rindu Kutelentangkan kedua sudut tanganku Menari-nari layaknya bocah kerdil Di bawah guyuran air bah langit Kuterdiam di jalanan sepi Menikmati setiap jengkal tamparan mega Menyentuh pori-pori Kutengadahkan wajah polosku Menyambut datangnya air kehidupan Kupejamkan mata lentikku Meresapi rintikan air yang menjatuhiku Dengan berpayung awan mendung Kulangkahkan kaki menjelajahi pertiwi Bersama hujan yang menemani Hingga reda tak jatuh lagi. [*] Senja Basah Oleh Putry Kata Jingga itu menggoda Jejak kita yang tanpa sisa Pada hujan senja itu Kugantung harap tanpa semu “Jika kita adalah takdir Datanglah dengan cinta tanpa khawatir.” Dahulu, rapal cinta di senja basah Adalah kita saling menyapa Lewat tatap mata Lalui kata tanpa suara Rintik yang jatuh di senyummu Membuatku cemburu “Ingin sekali mendekap lesung pipi Yang begitu tampan itu” Kini, senja itu masih basah Namun cinta kita, yang tertinggal hanya kisah. [*] Hujan Kematian Oleh Lulu’atul Puadiya Tanduk merunduk menguntai zikir kematian Tertunduk di barisan para prajurit untaian deru hujan membasahi tubuh kumalnya Simbahan lumpur mulai menjalar baik sungai tanpa jejak Sajak tangisan terdengar dari lubang tak bertulangnya Miris… Sebuah penantian di tengah tangis hujan Penantian yang terpaksa menanti Zikir kematian semakin dekat Kala sang jubah kebesaran berdiri Bak cagak mencagak tubuh tak berdaya itu Tangisan itu hancur lebur Lidah tak bertulang itu bergetar…. Menahan perihnya gejolak kematian. [*] Saat Merindumu Merindumu adalah menemu sunyi seperti gerimis menjumpai tangis serupa puisi; sebait kata pada tubuh sepi dirinya sendiri merindumu adalah menemu sunyi seperti detak dalam tubuh sajak serupa bunyi; rima yang tak henti-henti menyeru namanya sendiri. [**] Mutiara Kecil Oleh Endang Kurniawan Lihatlah rintikan hujan yang berirama Mengantarkan sebuah kisah dalam drama Kesejukannya menghapus segala bentuk kesedihan butiran-butirannya melukiskan bait yang sedang berjajar Kebahagiaan ini takkan pernah lepas rindu Saat mutiara kecil mengalir indah di wajahmu Hingga jari-jari mungil ini berpijak seraya bertumpu mengusap lembutnya lapisan permukaan nan sejuk Langit pun menangis di saat wajahmu mengalirkan air mata Kisahnya seolah tampak, namun tak terlihat Mutiara kecilnya mengalir mengantarkan sejuta harapan Harapan yang dahulu kutuliskan dalam bait kisah Mutiara kecil di wajahmu Bercahaya layaknya mentari di siang kelabu Kisahnya penuh kenangan manis seperti madu Hingga tak disadari jiwa kehilangan rindu. [*] Kusambut Hujan Oleh Ely Widayati Detik waktu berlalu meninggalkan kawan Kemarau yang mendera mulai bosan Tanaman rimpang menyembunyikan dahan Rumput kering menahan lapar Bilakah hujan datang menghampiri Walau turunnya rinai kecil Mereka senang akan harum hujanmu Membawa kesejukan riang dalam kalbu Rintik tawamu menyuburkan tanah Meski di sini ada air dalam kulah Namun aliran hujan lebih berkah Air alam ciptaan Alloh Kusambut musim hujan ini Dengan senyuman tulus dari dasar hati Agar alam tidak ternodai Agar hujan tidak dicaci. [*] Di Saat Hujan di Suatu Sore /1/ Ditabur hujan kesunyian sore ini menderas pada getar kata sajak-sajak ditulis menepis sepi melebur jarak dirinya bunga-bunga tumbuh di antara jendela, kursi, dan meja pasti dikenalnya rindu merekah pada nafasmu ujung-ujung jari yang sedari dulu –menyentuhnya melebur pada detak waktu /2/ hujan kesunyian, tidakkah kau dengar puisi suara sepi pada pertemuan ini sajak yang ditulis tak pernah terbaca sebab rindu selalu membuat kita lupa lalu, kembali hujan menulis puisi –lagi di setiap rintiknya di antara jendela, kursi dan meja – tentang bunga-bunga /3/ dan begitu saja pada suatu sore ini hujan yang menderas sajak-sajak yang tak terbaca hingga sampai pada sunyi aku masih sendiri di kursi ini berteduh pada puisi dari hujan sore ini. [**] Kau Pikir Hujannya Telah Reda Oleh Mohammad Roni Sianturi Kau pikir hujannya telah reda begitu saja, kawan? Kau pikir tidak ada sisa? Ah, Menyisakan genangan di hati. Esok, lusa, dan akan kuingat genangan air ini Betapa basah hatinya; tergenang sedih kata Yang kau katakan sendiri Di depan mata dan telinga. Kawan, Kau pikir hujannya telah reda, kau tak sadar; airnya menggenang di hati Kata yang kau kata; badi Dan kini; kau hanya menatap Pura-pura lupa dan suka berbasa-basi Perih dan pedih… Kata-katamu menggenang; menyayat hati. [*] Hujan Malam Ini Hujan malam ini menetes dari pipimu mengalir di pelupuk sunyi membasahi detak waktu Jejak-jejak menulis sajak di hujan malam ini air matanya sendiri Barangkali matamu dan mata hujan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan serupa api kepada abu seperti aku kepada kamu. [**] Keterangan *Diambil dan ditulis ulang dari buku Bait Kisah di Musim Hujan Antalogi Puisi. CBK Publishing, Banda Aceh, 2017 **Puisi hujan dengan judul Aku Rindu Hujan, Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku, Hujan ini Turun Lagi, Saat Merindumu, Di Saat Hujan di Suatu Sore, dan Hujan Malam Ini sudah dipost sebelumnya oleh Moh. Faiz Maulana di
Puisi Hujan – Hujan adalah fenomena alam turunnya air dari langit yang biasanya disertai dengan awan mendung. Hujan memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi kehidupan di bumi. Karena dengan adanya air hujan yang turun akan mencukupi kebutuhan mahluk hidup yang bergantung dengan air. Semua mahluk hidup membutuhkan air tak terkecuali kita sebagai manusia. Hujan adalah rahmat yang diberikan tuhan kepada kita yang membawa sejuta manfaat. Namun bagi anak muda, hujan pasti menyimpan banyak kenangan. Entah itu kenangan masa kecil ataupun kenangan bersama pasangan. Hujan juga bisa mewakili kesedihan seseorang yang putus harapan hingga orang yang putus cinta. Nah, untuk menggambarkannya kita membutuhkan karya yang tidak asing lagi yaitu puisi. Yap, puisi bisa mewakili perasaan kita, disaat kita sedih, senang, bahagia kita bisa mencurahkan semuanya kedalam puisi. Baca Juga 150 Kumpulan Puisi Cinta Romantis, Sedih, Rindu, Galau Terbaik 40 Puisi Kehidupan Penuh Makna dan Harapan Penyemangat Hidup 75 Kata Kata Puisi Roman Picisan Paling Romantis dan Bikin Baper 43 Kumpulan Puisi Keindahan Alam Indonesia dan Lingkungan 31 Contoh Puisi Islami Menyentuh Hati dan Jiwa Nah, bagi kalian yang sedang mencari puisi tentang hujan, saya sudah menyediakan puisi tema hujan lengkap yang bisa kalian gunakan untuk tugas sekolah ataupun yang lainnya. Berikut adalah 22 contoh puisi tentang hujan lengkap. Katakan Pada Hujan Bambang Priatna Terbelak mata memandang pucat Hujan Arya '17 Seakan langit sedang berduka Rona jingga tertutup jelaga Hujan Tak Bermentari Altar Cinta / hadi Rindu Bergelantung Agung Wig Patidusa Malam menapakkan hujan kesunyian Sayup-sayup rerintik mengerang Nada kelam napas bersenandung Rindu bergelantung antara hening Mencekam jerat-jerat Nala Kala Sukma memendam tanya Kerinduanku Ibenk Campret Malam ini aku merindukanmu Bagai kehausan tengah sahara Terkapar pula kerinduanku Cukuplah sebagai pelepas rinduku Ciptakan damai menyejuk jiwaku Rindu Yang Bercadar Bambang Priatna Tolong ambilkan saputangan putih Kauusapkan kening mengayun lembut Kuhanya terpejam menikmati Dalam kobaran lentera kecil Namun kini, hujan memelas Embun Jatuh Di Lamomea Ibnu Nafisah Fajar gelepar setelah malam Celaka. Pos tertawa membrutal Genderang mengerang tiga kali Serulah panggilan hening beku Lamomea terdiam dan sembunyi Kerinduanku Ibenk Campret Merangkum gugusan jemari hari Yang membeku membiru batu Mungkin rembulan terlalu sunyi Bahagiakah atau sengsara, entahlah Mama Ibnu Nafisah Berdaun berbiji lalu berbunga Sebagian hidupnya hitam berbatu Guratan kemarau hujan mendera Ketika banjir datang meradang Melukai kadang rontok mendesah Dipeluknya pohon rindu cintanya Sepohon ranting asa buana Menembus Debu dan Angin Rayhandi Hinggap di julangan akar hijau Masuk menyeruak ke kayu akar Membekukan sepi hingga embun Memberi minum hijau yang kering Mengganti layu menjadi segar Mengganti gersang menjadi basah Rintik jatuh memecah tanah Membawa semua dingin ke tempat kekasih berada. Musim Hujan Rayhandi Berbalut selimut menghangat raga Dingin terasa hingga sampai ke tangan Hujan kali ini begitu berbeda Berbeda karena di ujung malam Bermain kantuk membutakan mata Masih menjadi beku yang tak hangat Terasa sesak takkala tertatap Mungkin dingin menjadi penawar Atap dan daun rimbun jadi saksi Bahwa bening mencumbu hijau Terlarut basah meninggal subur Penawar di musim kemarau. Aku Suka Hujan Rayhandi Ia mengingatkanku pada ratap Basahnya melarutkan dukaku Basahnya menyamari airmataku Bersama ia yang takhenti mengais Dengannya ratusan sajak ku kutat Ribuan kata tergiang di tempurung otak Milyaran bayang berjalan di sana Karena di setiap air yang jatuh Ku ikat sepucuk doa kecil Jatuh ke bumi membawa semuanya. Terima Kasih Hujan Rayhandi Berkatmu kami tak kekeringan Berkatmu kami bisa meneguk air Kami selamat dari kekeringan Tanaman tanaman hilang dari kering Tanaman petani subur basah Air di sumur banyak meruah Terima kasih kau telan turun Semua hijau, air, katak besyukur Kenangan di Basah Hujan Rayhandi Di basah itu memori tersangkut Menyanyut ingat membara bayang Terlihat warna di pucuk mata Kurasa memori menari bernyanyi berputar Kenyataan yang menggenggam Hangat menguar melawan dingin Terbawa sampai ke hulu hati Rasa di bidang merah masih menyenja Di bayang barat rasa itu kugantung Aku belum larut menjadi abu Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya. Hujan Malam Ini mengalir di pelupuk sunyi barangkali matamu dan mata hujan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan Disaat Hujan di Suatu Sore ditabur hujan kesunyian sore ini sajak-sajak ditulis menepis sepi di antara jendela, kursi, dan meja ujung-ujung jari yang sedari dulu Saat Merindumu merindumu adalah menemu sunyi seperti gerimis menjumpai tangis sebait kata pada tubuh sepi merindumu adalah menemu sunyi seperti detak dalam tubuh sajak rima yang tak henti-henti Hujan ini Turun Lagi soal airmata yang berlinang dari kata yang kau namakan puisi soal rasa yang pernah singgah Anggap Saja Hujan ini Adalah Aku anggap saja hujan ini adalah kenangan, meski rintik yang sedetik, tapi mampu anggap saja hujan ini adalah kerinduan, meski rintik yang setitik, tapi mampu anggap saja hujan ini adalah aku, meski sudah tak lagi deras, tapi tetap Aku Rindu Hujan Hujan Membawa Kenangan Kenapa aku suka pada hujan? Kerana ia membawa kelam yang gelap Kerana ia membawa gelap yang redup Kerana ia membawa redup yang sayup Kerana ia membawa basah yang kuyup Kerana ia membawa bayu yang bertiup… Hujan mengiringi langkah kita Hujan menyertai tawa mereka bersama hujan kita berlari mengenali diri bersama hujan kita melirik penuh erti bersama hujan kita tersenyum dalam hati bersama hujan kita mengenal cinta sejati dari tiap butirnya aku belajar tentang kerinduan lalu basahlah aku dalam kenangan dari tiap titisnya aku belajar tentang cinta lalu hanyutlah aku dalam kebahagiaan Masihkah menyimpan kesukaan yang sama? Saat kau memimpin tangan ku Saat kita dibuai kerinduan Saat kita dihanyut percintaan Saat kita dalam keriangan Saat kita jalan bersisian Kerana itu aku suka hujan Hujan membawa kau kepada ku Dan harapku kau masih menyukai hujan kenangan
puisi hujan yang berwarna hitam